Cari Blog Ini

Rabu, 15 September 2010

memanfaatkan susu sapi

AWALNYA Aminah hanya iseng untuk memanfaatkan susu sapi piaraannya yang telah pecah dan tidak dapat dijual ke Koperasi Susu di Pangalengan. Ia bereksperimen memadukan susu pecahnya itu dengan tepung tapioka untuk dibuat makanan berjenis kerupuk.
“Ku ibu dicobian didamel kurupuk nuju ngempel sareng ibu-ibu PKK, eh, dugi ka ayeuna janten nafkah utama (Oleh saya dicoba dibuat menjadi kerupuk pada waktu berkumpul bersama ibu-ibu PKK, eh, sampai sekarang menjadi nafkah utama),” katanya ketika ditemui “PR” di rumahnya di Kec. Pangalengan, Kab. Bandung, Senin (10/4).
Kini, kerupuk susu yang rasanya gurih ini banyak dijual di kios-kios sepanjang Jalan Raya Pangalengan, Kab. Bandung. Mengusung merek “ANM”, Aminah berkibar sebagai satu-satunya produsen kerupuk susu yang menjadi salah satu makanan khas Pangalengan dan kerap dijadikan oleh-oleh.
Penganan khas buatannya ini bahkan pernah dibawa hingga ke negeri Sakura. “Dulu, ada yang pesen 200 bungkus, katanya untuk oleh-oleh ke Jepang,” ucapnya. Ditemani putri sulungnya, Ai Holiah (37) dan suaminya, Aminah mengerjakan setiap pesanan yang datang.
Sebanyak 50 kilogram tepung tapioka dicampur dengan 20 liter susu sapi pecah untuk dijadikan adonan. Setelah itu, dibentuk kotak seukuran batu-bata untuk kemudian diiris-iris menggunakan sugu agar diperoleh potongan yang tipis. Tahap akhir pembuatan kerupuk adalah dijemur dan dikemas dalam kantong plastik yang berlabelkan mereknya.
Adonan dengan perbandingan antara tapioka dan susu dua banding lima itu, bisa diolah menjadi 300 bungkus kerupuk susu yang ia jual seharga Rp 2.000,00 per bungkusnya.
Awal merintis usaha kerupuk susu pada tahun 1989, animo pasar cukup menggembirakan. Bisa sampai 100 bungkus kerupuk susu per harinya berhasil dipasarkan. Bahkan, para pembeli mengantre di rumahnya. Pada saat itu, kisahnya, ia mampu memenuhi permintaan dari 70 kios yang tersebar di Pangalengan dan Ciwidey.
Tidak heran, setelah enam ekor sapi perahnya dijual, ia tetap bisa bertahan hidup bersama keluarga, bahkan mampu menyekolahkan putra bungsunya ke perguruan tinggi negeri di Bogor. Selain dianggap tidak menguntungkan lagi, tidak ada satu pun dari kelima anaknya yang lihai mengurus sapi seperti halnya sang kepala keluarga, Anin (65).
Sejak tahun 2000, banyak pengusaha yang membuat kerupuk susu seperti buatannya. “Kebanyakan mereka awalnya ikut bantu-bantu di tempat saya, sekarang mereka buka sendiri,” katanya. Pelanggan Aminah pun banyak yang berpindah. Selain modal yang sedikit, aku Aminah, banyaknya saingan turut memperpuruk usahanya.
Dari 70 kios yang ia pasok, kini tinggal lima kios saja. “Dulu, bikin kerupuk tiap hari, sekarang paling seminggu sekali atau dua kali,” katanya. Omzetnya pun menurun drastis hingga 50 persen, dari pesanan 100 bungkus per hari, kini hanya 300 bungkus per minggu.
Aminah memiliki cita-cita agar produknya yang telah disertifikasi Departemen Kesehatan (Depkes) ini, mendapat bantuan modal dan pemasaran. “Mudah-mudahan pemerintah bisa bantu masalah ini,” ucapnya lirih. (Lina Nursanty/ “PR”)



Tulisan ini tidak sempat dimuat "PR". Padahal, Aminah dan anaknya itu sangat berharap agar jeritannya didengar pemerintah. Ketika wawancara, aku merasa terbebani karena mereka berulangkali menyatakan kegembiraannya dikunjungi wartawan. Sepertinya, bahuku ini terlihat "lebar" di mata mereka. Ujung pena dan block note kecil yang kubawa adalah harapan besar bagi mereka.
Tulisan ini tidak sempat dimuat "PR". Bahkan, hingga Aminah meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Aku terkejut ketika mendengar kabar itu. Aku menyesal, aku tak berani mengunjungi rumahnya untuk menyatakan belasungkawa. Aku hanya bisa memanjatkan do'a agar harapannya terhadapku dulu itu dipenuhi oleh Tuhan dengan caraNya. Amien...

2 komentar:

  1. terima kasih ya sudah membuat artikel tentang kerupuk susu "ANM" sekarang usahanya di lanjutkan oleh Putra ANM karena Ibu Aminah telah meninggal akibat Kecelakaan lalu lintas Di saat mau nganterin pesanan kerupuk ke kios kios 26 April 2010, dan suaminya Meninggal dunia karena sakit 03 Juli 2011. dan anaknya yg bungsu sekarang sdh lulus kuliahnya di IPB dan bekerja di perusahaan swasta di jkt.

    BalasHapus
  2. terima kasih ya sudah membuat artikel tentang kerupuk susu "ANM" sekarang usahanya di lanjutkan oleh Putra ANM karena Ibu Aminah telah meninggal akibat Kecelakaan lalu lintas Di saat mau nganterin pesanan kerupuk ke kios kios 26 April 2010, dan suaminya Meninggal dunia karena sakit 03 Juli 2011. dan anaknya yg bungsu sekarang sdh lulus kuliahnya di IPB dan bekerja di perusahaan swasta di jkt.

    BalasHapus