Cari Blog Ini

Sabtu, 31 Juli 2010

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN TEORI BRUNER

i





MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
MENGGUNAKAN TEORI BRUNER

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan
Program Diploma II Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang



Oleh:
Novita Eka P.
1402204378

PENDIDIKAN GURU KELAS SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006 ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tugas akhir mengenai bimbingan belajar bagi anak yang mengalami
kesulitan belajar ini, telah disahkan pada:

Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Kepala UPP D-2 PGSD Dosen Pembimbing


Drs. Jaino, M. Pd Dra. Wahyuningsih, M. Pd
NIP. 13087576 NIP. 130










iii
MOTTO

1. Jadilah manusia yang senantiasa bermanfaat bagi orang lain.
2. Di balik setiap musibah pasti ada hikmah.
3. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
4. Ketidakjujuran adalah awal dari suatu kehancuran.
5. Jadilah manusia yang senantiasa bisa hidup baik dengan maupun tanpa orang
lain.
6. Berusahalah untuk selalu menjadi yang terbaik meskipun “no body perfect”.
7. Jikalau kita melakukan sesuatu terasa berat, itu tandanya kita tidak ikhlas.
8. Orang yang dapat menikmati hidup adalah orang yang senantiasa bersyukur
dan berlapang hati.
9. Sejukkan hati dan pikiranmu dengan senantiasa mengingat Allah.









iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada kehadirat Tuhan YME, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini, sebagai
persyaratan untuk memenuhi tugas akhir ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, tidak lepas dari
bantuan banyak pihak. Baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FIP Universitas Negeri Semarang.
3. Ketua Program D-2 PGKSD Universitas Negeri Semarang, Drs. Sutaryono,
M. Pd.
4. Kepala UPP D-2 PGKSD Universitas Negeri Semarang, Drs. Jaino, M. Pd.
5. Dosen pembimbing, Dra. Wahyuningsih, M. Pd.
6. Ketua pelaksana PPL 2, Drs. Aris Mujiono, M. Pd.
7. Kepala SD Koalisi Nasional Ngaliyan 01, 03, 07, Sutini, S. Pd.
8. Rekan-rekan yang telah membantu tersusunnya laporan ini.

Akhir kata saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang
ada pada laporan ini, karena keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Semoga
dengan adanya kekurangan ini dapat memberikan kritik dan saran yang dapat v
membangun demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

Semarang, September 2006
Penyusun,

Novita Eka P
NIM. 1402204378















vi
PERSEMBAHAN

Laporan ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak Muryanto dan Ibu Sukorini tercinta, selaku kedua orang tua saya yang
tidak henti-hentinya memanjatkan do’a, memberikan curahan kasih sayang,
perhatian, semangat, dorongan, nasehat dan bimbingan serta membiayai
pendidikan saya mulai dari SD sampai perguruan tinggi sebagai bekal masa
depan saya.
2. Bapak dan ibu “NANDA KOST” yang telah memberikan kasih sayang dan
perhatian selama saya kost.
3. Bapak dan ibu “INUX KOST” yang telah memberikan tempat tinggal,
bimbingan dan bantuan dan menjaga saya seperti anak sendiri.
4. Bapak dan ibu “SYIAM” yang telah memberikan kepercayaan kepada saya
untuk membimbing belajar Dik Kiki.
5. Saudaraku yang sangat aku sayangi, adikku (Devy dan Olan) yang telah
memberikan semangat dan dorongan saya untuk menjadi yang lebih baik.
6. Keluarga besar baik dari bapak maupun ibu yang senantiasa memberikan
nasehat, bantuan, semangat dan dorongan demi tercapainya cita-cita saya.
7. Teman-teman “BOYO KOST” (mbok dhe, yan-che, nee-are, m’ul, dek is-me,
m’dee-yah, nani, titik, mpok onah dan tak lupa temanku yang paling kecil
tapi sudah tua, ha … rin), yang telah memberikan warna dalam setiap hari-
hariku, maaf jika aku sering merepotkan. vii
8. Special friend (412133) yang sangat-sangat berperan dalam kehidupanku,
kasih sayang, perhatian, nasehat, dorongan dan senyumanmu. Tak bisa
kubayangkan jika aku harus hidup tanpamu.
9. Teman-teman “SENDU KOST” (nila, lia, utami, suud, si pithuk, yeni dan
fais) yang memberikan keceriaan dalam setiap hari-hariku.
10. Buat Mr. Gep, Mas Pieter, Pak Bean beserta Djayeng, Mr. Dot, dan semua
warga “PAK WARSONO KOST” terima kasih atas segala bantuan, semangat,
dan semuanya.
11. Semua teman PPL dari SD Koalisi Nasional Ngaliyan 01, 03, 07 yang telah
membantu menyelesaikan tugas dan masalah selama PPL.












viii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman judul …………………………………………………………………. i
Halaman pengesahan…………………………………………………………… ii
Halaman motto…………………………………………………………………. iii
Kata pengantar…………………………………………………………………. iv
Halaman persembahan…………………………………………………………. vi
Daftar isi………………………………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
a. Latar belakang masalah………………………………………………… 1
b. Permasalahan…………………………………………………………… 2
c. Rumusan masalah………………………………………………………. 2
d. Tujuan…………………………………………………………………... 3
e. Manfaat…………………………………………………………………. 3
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………… 4
a. Belajar…………………………………………………………………… 4
b. Matematika……………………………………………………………… 5
c. Teori belajar mengajar matematika……………………………………… 6
d. Bilangan bulat…………………………………………………………… 7
BAB III PAPARAN HASIL…………………………………………………….. 9
a. Perencanaan……………………………………………………………… 9
b. Pelaksanaan……………………………………………………………… 9 ix
c. Hasil……………………………………………………………………. 14
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………. 16
a. Kesimpulan…………………………………………………………….. 16
b. Saran……………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 18














1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap
jenjang pendidikan. Matematika adalah suatu bidang ilmu yang melatih
penalaran supaya berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah dan
membuat keputusan. Mempelajarinya memerlukan cara tersendiri karena
matematika pun bersifat khas yaitu abstrak, konsisten, hierarki, berpikir deduktif
(Herman Hudojo, 1988: 3). Sementara itu siswa dalam suatu kelas mempunyai
karakteristik yang beragam, seperti kemampuan kognitif, kondisi sosial ekonomi,
dan minat terhadap matematika. Untuk siswa SD, menurut Piaget masih berada
pada masa operasional konkret yaitu dalam mempelajari materi yang bersifat
abstrak harus diawali dengan materi yang konkret. Dengan mengetahui kekhasan
matematika dan karakteristik siswa, dapat diupayakan cara-cara yang sesuai
dengan pembelajarannya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, baik dari
segi kognitif, efektif, maupun psikomotorik.
Peranan seorang guru sangat penting dalam hal ini. Guru harus bisa
menciptakan pembelajaran yang menarik dan dapat dipahami siswa dengan baik
sehingga mtkmjd mata pelajaran yang diminati dan dikuasai oleh siswa. Seorang
guru juga perlu memberikan bimbingan belajar terhadap siswa baik yang
“berkekurangan” maupun yang “berkelebihan”. Akan tetapi tidak semua guru
memperhatikan hal ini. 2
Dari hasil penelitian selama PPL II di SD Koalisi Nasional Ngaliyan 01,
03, 07 hasil belajar matematika pada pokok bahasan Operasi Hitung Bilangan
Bulat kelas V, ada beberapa siswa yang nilainya selalu kurang dari teman-
temannya. Penyebabnya ada 2 kemungkinan yaitu kurangnya minat belajar siswa
dan kurangnya pemahaman konsep yang dikuasai anak. Oleh karena itu, kita
sebagai guru berperan sebagai motivator, komunikator, dan fasilitator dalam
pencapaian hasil belajar siswa.

B. Permasalahan
Bertolak dari latar belakang di atas, maka seorang guru perlu memberikan
bimbingan yang meliputi:
1. Bagaimana cara menumbuhkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika terutama dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat?
2. Bagaimana penanaman konsep yang benar, efektif, dan mengena pada pokok
bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat?

C. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah dan permasalahan di atas,
sebagai prarefleksi rumusan masalah adalah sebagai berikut: “Apakah dengan
penerapan bimbingan belajar terhadap siswa dapat menumbuhkan minat belajar
siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
terutama dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat di kelas V?”
3
D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menumbuhkan minat belajar siswa dalam matematika terutama dalam
Operasi Hitung Bilangan Bulat.
2. Meningkatkan hasil belajar matematika dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat
kelas V SD Koalisi Nasional 01, 03, 07 melalui penerapan bimbingan belajar
pada siswa.
E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah:
1. Bagi Siswa
Menumbuhkan semangat belajar siswa dan memperbaiki konsep
pemahaman siswa dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat.
2. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru bahwa bimbingan belajar sangat berperan
penting bagi perkembangan belajar anak.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika.




4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar
dapat terdefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003.)
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta siswa
dengan siswa (Amin Suyitno, 2004).
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau simbol (Dimyati, 2002: 200).
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 5
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal
dari dalam dan luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam dapat berupa
bakat, minat, dan semangat belajar. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
dapat berupa motivasi dan stimulasi dalam belajar.

B. Matematika
Menurut Moeliono (Amin Suyitno, dkk, 2001), matematika diartikan
sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk mengajarkan matematika di SD, guru perlu mengetahui dan
mengerti tentang prinsip-prinsip pengajarannya. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut:
a. Pembelajaran dimulai dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.
b. Pembelajaran dimulai dari yang mudah ke yang sukar.
c. Pembelajaran dimulai dari yang konkret ke abstrak (Depdikbud Dirjen Dikti,
1994: 58).
Masalah utama dalam pembelajaran matematika adalah upaya
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran yang berpangkal pada rendahnya
hasil belajar yang dicapai siswa. Pengembangan metode atau teknik
pembelajaran serta pemberian layanan bimbingan belajar merupakan alternatif
dalam usaha meningkatkan hasil beljar siswa.

6
C. Teori Belajar Mengajar dalam Matematika,
Diantaranya dijelaskan oleh beberapa tokoh berikut ini:
1. Menurut Piaget, perkembangan belajar anak SD melalui 4 tahap, yaitu
konkret, semi konkret, semi abstrak, dan abstrak.
2. Menurut Bruner, perkembangan belajar anak melalui 3 tahap, yaitu enaktif,
ikonik, dan simbolik.
3. Menurut Bruner, ada empat dalil dalam belajar matematika, yaitu dalil
penyusunan, dalil notasi, dalil pengkontrasan dan keanekaragaman, serta dalil
pengaitan.
4. Menurut Dienes, objek-objek konkret dalam bentuk permainan mempunyai
peranan sangat penting dalam pembelajaran matematika jika dimanipulasi
dengan baik.
5. Ada 6 tahap belajar menurut Dienes, yaitu:
▪ Permainan bebas
▪ Permainan yang disertai aturan
▪ Permainan kesamaan sifat
▪ Representasi
▪ Simbolisasi
▪ Formalisasi
6. Menurut Skemp, belajar matematika melalui dua tahap. Tahap pertama
adalah tahap konkret, dan tahap kedua adalah tahap abstrak. 7
7. Menurut Brownell, belajar merupakan suatu proses yang bermakna, dan
belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan pengertian. Drill
perlu diberikan juga sesudah anak memahami konsep.
8. Menurut Skinner, ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat
penting di dalam proses belajar.
9. Menurut Thorndike, belajar akan lebih berhasil jika respon anak terhadap
suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang dan kepuasan.
10. Menurut Van Hiele dalam belajar geometri, anak melalui 5 tahapan, yaitu:
▪ Tahap pengenalan
▪ Tahap analisis
▪ Tahap pengurutan
▪ Deduksi
▪ Akurasi
11. Penerapan teori-teori belajar mengajar pada pembelajaran matematika tidak
berdiri sendiri-sendiri, tetapi perlu dikombinasikan menurut kebutuhan.

D. Bilangan Bulat
Menurut Karim, dkk (1996: 179) bilangan bulat diciptakan untuk
menjawab masalah seperti 3 + n = 0, 7 + n = 5 karena tidak ada bil cacah yang
memenuhi sehingga pernyataan tersebut menjadi benar. Hal ini menunjukkan
pengetahuan tentang bilangan cacah saja belum cukup untuk memecahkan
masalah. Karena itu manusia membutuhkan pengetahuan yang lebih untuk dapat
menyelesaikan permasalahan di atas yaitu dengan bilangan bulat. 8
Menurut Karim, dkk (1997: 180) gabungan semua bilangan cacah dan
himpunan semua bilangan bulat negatif, yaitu himpunan {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2,
3, 4, 5} disebut himpunan bilangan bulat.



















9
BAB III
PAPARAN HASIL

A. Perencanaan
a. Mata Pelajaran : Matematika
b. Kelas/Semester : V/1
c. Alokasi Waktu : 3 x 20 menit
d. Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah
e. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
f. Hasil Belajar : Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat
g. Indikasi : Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat
h. Materi Pokok : Operasi hitung bilangan bulat

B. Pelaksanaan
Skenario pembelajaran:
Guru : Selamat pagi anak-anak?
Siswa : Selamat pagi bu.
Guru : Bagaimana kabarnya hari ini?
Siswa : Baik bu. 10
Guru : Nah, pada kesempatan ini, ibu akan memberikan
penjelasan/bimbingan kepada kalian semua tentang operasi hitung
bilangan bulat secara lengkap sampai kalian semua jelas.
Siswa : Ya, bu.
Guru : Pinter.
Sekarang akan ibu jelaskan terlebih dahulu tentang materinya. Anak-
anak dalam mempelajari operasi hitung bilangan bulat kita dapat
menggunakan teori Bruner contohnya bisa dengan menggunakan
permainan 2 warna.
Kegiatan permainan dua warna digunakan untuk membantu anak
memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Untuk memainkan
kegiatan ini anak harus sudah memahami sifat infers jumlah, yaitu jumlah
bilangan bulat dengan lawannya hasilnya 0 (nol). Jadi anak memahami bahwa 1
+ (-1) = 0.
Alat permainan
a. Peralatan permainan


Gbr. Perangkat permainan dua warna
Satu perangkat permainan merupakan suatu bentuk benda yang terdiri
atas 2 warna, dan masing-masing warna disediakan kira-kira 10 biji. Agar
menarik dapat dibuat bermacam-macam bentuk atau warna, misalnya
lingkaran hitam-putih, persegi ungu-pink, bintang merah-kuning, segitiga
+ - + -
+ -
+ + 11
hijau-hijau muda, dan lain sebagainya. Satu warna memiliki bilangan positif
dan warna lainnya mewakili bilangan negatif. Agar mudah bagi anak,
sebaiknya diberi tanda positif dan negatif pada warna yang dikehendaki (lihat
contoh pada gambar). Disarankan anak juga ikut membuat di rumah masing-
masing, dengan bentuk dan warna yang disenanginya.
Jika tidak ingin membuat sendiri, dapat dipakai kancing baju yang
sudah tidak dipakai atau benda-benda lain, yang mencukupi kebutuhan untuk
permainan 2 warna.
b. Cara membuat
Cara membuat perangkat permainan ini sama seperti membuat kartu
gambar pada permainan rumah bilangan, bedanya untuk perangkat permainan
ini tidak ditempel kain flanel. Bahannya dapat dibuat dari karton atau kertas
manila.
Cara menggunakan
a. Penjumlahan bilangan bulat
Misalkan kita akan mencari hasil jumlah 4 + (-6). Mintalah anak
mengambil perangkat permainan dua warna yang disenanginya. Mintalah
mereka membuat kelompok 4 positif dan kelompok 6 negatif, kemudian
menggabungkan kedua kelompok itu menjadi satu seperti kegiatan pada
gambar 79.


12


4 + -6
Anak membuat kelompok 4 positif dan 6 negatif





Anak menggabungkan kedua kelompok menjadi satu. Selanjutnya anak
diminta mengamati dan memasangkan setiap satu positif dengan satu negatif.
Setiap pasangan harganya sama dengan nol (0), karena 1 + (-1) = 0. yang
tidak punya pasangan merupakan hasil jumlahnya. Jadi 4 + (-6) = (-2).





4 + -6 = -2
b. Pengurangan bilangan bulat
Kunci dari kegiatan pengurangan bilangan bulat hampir sama
dengan kunci kegiatan untuk penjumlahan bilangan bulat, yaitu
mengamati dan memasangkan satu-satu anggpta dari kelompok yang satu
-
+ + + +
- - - - - -
+ + + +
- - - - - - + +
- - + + + + - - - 13
(suku pertama) dengan kelompok yang lain (suku kedua), kemudian
setiap pasangan dianggap tidak ada karena harganya nol (0).
Perbedaannya, jika pada kegiatan penjumlahan yang dipasangkan harus
berlainan warnanya karena 1 + (-1) = 0, maka pada kegiatan pengurangan
yang dipasangkan harus sama warnanya karena 1 – 1 = 0 atau (-1) – (-1) =
0.
Misalkan mencari selisih dari 4 – (-6). Mintalah anak mengambil
perangkat permainan yang disukainya, lalu melakukan kegiatan seperti pada
gambar.

4 – (-6)




Anak membuat kelompok 4 positif dan 6 negatif. Selanjutnya anak
akan memasangkan satu-satu, tetapi tidak dapat, karena kelompok yang
dikurangi tidak punya warna yang sama dengan pengurang. Karena itu bentuk
bilangan yang dikurangi (4) harus diubah agar mempunyai warna yang sama
banyaknya dengan pengurang. Setelah ada warna yang sama, dapat dilakukan
pemasangan satu-satu antara kedua kelompok.

+ + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + +
- - - - - - 14
Kegiatan pengurangan dilaksanakan dengan pemasangan satu-satu
sebagai berikut




4 – (-6)

10
Setelah dipasangkan, yang tidak punya pasangan merupakan
selisihnya. Jadi 4 – (-6) = 10.
Gbr. Kegiatan pengurangan dua bilangan bulat dengan permainan dua warna.
Guru : Itu tadi uraian penjelasan dari ibu. Bagaimana apakah sudah jelas?
Siswa : Jelas bu.
Guru : Kalau sudah jelas, sekarang ibu beri contoh soal, kalian kerjakan ya?
Nanti kalau ada kesulitan boleh tanya.
Siswa : Ya, bu.
(Siswa mengerjakan soal sedangkan guru sebagai fasilitator,
motivator, dan inovator)

C. Hasil
Setelah melalui beberapa kali bimbingan, beberapa siswa yang dinilai
mempunyai nilai yang kurang dari teman-temannya, mampu memahami materi
+ + + + + + + + + +
- - - - - - - - - -
+ + + + + + + + + +
- - 15
dengan baik dan dapat memperoleh nilai yang memuaskan. Seperti tertera pada
tabel di bawah ini!
Nilai
No Nama
Sebelum bimbingan Sesudah bimbingan
1 Adimas Afif N 50 100
2 Arya Anugrah P 30 90
3 Hena Rizki P 10 90
4 Wanda Yuniarga 50 90
Keterangan:
Siswa dibimbing secara individu dan kelompok sewaktu jam istirahat selama
3 kali pertemuan.











16
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Bimbingan belajar di SD sangat diperlukan bagi perkembangan holistik
anak, baik bagi anak yang “berkelebihan” (over pandai) maupun yang
“berkekurangan” (bodoh). Bimbingan belajar yang diberikan adalah bimbingan
belajar untuk siswa yang mempunyai rata-rata di bawah teman-temannya.
Dari bimbingan belajar yang dilakukan oleh penulis, yang juga sebagai
calon guru, dapat disimpulkan bahwa beberapa siswa tersebut bukan termasuk
anak yang bodoh (IQ di bawah rata-rata) hanya saja nilai matematikanya selalu di
bawah rata-rata. Hal ini ada 2 faktor yaitu:
Faktor dari dalam :
▪ Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.
Faktor dari luar :
▪ Kurangnya dukungan dari orang tua dalam memotivasi
untuk belajar,
▪ Kurangnya bimbingan belajar dari guru, terutama dalam
penanaman konsep.
Adapun hasil yang dicapai setelah bimbingan belajar yang dilakukan oleh
penulis adalah minat belajar matematika meningkat dan nilai yang diperoleh di
atas rata-rata kelas.
17
B. Saran
1. Kita sebagai calon guru harus peka terhadap masalah yang terjadi pada siswa.
2. Kita sebagai guru harus bisa memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang
bermasalah.
3. Seorang guru dalam mengajarkan materi harus dapat memberikan penanaman
konsep secara benar, tepat, dan mudah dipahami.
4. Kita sebagai calon orang tua maupun orang tua harus memperhatikan
perkembangan anak dan memberikan bimbingan bagi anak.














18
DAFTAR PUSTAKA

Kartadinata, Sunaryo, dkk. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV.
Maulana.
Mugiarso, Heru, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UMK
UNNES.
Hudojo, Herman. 1988. Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Pitadjeng. 2005. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Semarang:
Depdiknas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar